Manakala telah sempurna kesepakatan
antara seorang pria dan wanita untuk menikah maka keduanya berhak melangsungkan
aqad pernikahan. Aqad perkawinan tersebut tidak di pandang
sempurna melainkan dengan aqad yang syar'I, yang di langsungkan sesuai dengan hukum-hukum Syara.
Sehingga semuanya menjadi halal dan penuh keberkahan. Karenanya menikah menjadi
satu dari banyak tahapan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dan
setiap muslim dan muslimah yang ingin menikah mereka harus berusaha keras
mewujudkan keluarga sakinah. Hanya saja membangunnya tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan dan tidak terjadi sekejap dalam semalam.
Kehidupan pernikahan dalam Islam, Pria
sebagai Suami dan Wanita sebagai Istri memiliki hak dan kewajiban yang berbeda.
Untuk itu tidak ada gunanya bila kehidupan suami dan istri bila terjadi
kehidupan persaingan seperti halnya sebuah perlombaan. Bukan juga bentuk
hubungan seperti halnya atasan dengan Karyawan di tempat kerja. Tetapi bentuk
kehidupan suami-Istri adalah layaknya sebuah hubungan Persahabatan yang hangat
dan menyenangkan. Mereka saling membantu, saling mengingatkan dalam ketaatan
kepada hukum Allah, saling mendukung dan saling menjaga.
Sama seperti saat pacaran ya? Eits..!
beda jauhlah!! Kalau saat ini kamu masih menjalani pacaran, ada baiknya kamu
putusin aja. Kenapa?.. Karena pacaran itu selain menjadi pintu masuknya setan
untuk kalian berzinah, pacaran akan merugikan kalian sendiri. Kalau di
hitung-hitung pihak wanitalah posisi yang akan paling dirugikan. Berbeda kalau
ini sudah menikah,selain status sudah halal dimata Allah dan keluarga juga
kemesraan yang hadir dalam status pernikahan pastinya ada pahalanya. Bahkan
seorang Suami yang membelai rambut Istrinya, Allah akan menggugurkan dosa-dosa
sang Suami lewat belaian di rambut Istrinya, MasyaAllah... Sedangkan saat Pacaran, jangankan
belaian rambut, saat ketemu berdua-duaan (berkhalwat) saja sudah banyak
menghasilkan dosa. Naudzubulillah..
Seperti apa sih hubungan persahabatan
itu? Coba kita ingat, apakah kita punya sahabat dekat? Sekarang coba diingat
lebih dalam. Apakah kita pernah marah dan bertengkar dengan sahabat kita itu?
Pasti pernah.. Lalu setelah itu apakah
kita pernah terus-terusan marah kepada sahabat kita itu? Pasti biasanya paling
lama beberapa hari. Sebab kalau berlarut-larut dalam kemarahan, namanya bukan
sahabat. Ya, sahabat adalah seseorang yang membuat kita maklum terhadap
kesalahan dan kelemahannya. Sahabat juga orang yang paling memahami kita dan
menjadi orang yang selalu di samping
kita saat dunia memusuhi kita. Indah ya persahabatan itu?
Bila kita bisa memahami prilaku
sahabat, memaklumi kesalahan dan kelemahan sahabat kita, maka seharusnya
terhadap pasangan kita apakah itu istri ataupun suami juga harusnya lebih dari
itu. Kita harus lebih memahami hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai
pasangan kita, kita harus lebih maklum dengan kekurangan dan kelemahan pasangan
kita. Bila memungkinkan kitalah yang meluruskan dengan cara yang lembut dan
membimbing pasangan kita untuk menjadi lebih baik.
Untuk itu mari kita niatkan perkawinan
kita menjadi ladang pahala yang penuh keberkahan dengan cara memperlakukan
pasangan kita sebagai sahabat terbaik kita. Sahabat yang menemani kehidupan
kita hingga saat usia lanjut kita, mendengarkan curhatan kegundahan hati kita, yang
memeluk kita saat kita merasa takut dan khawatir, yang memasak dan membuat teh
atau kopi kita, yang membantu semua urusan rumah tangga kita, dan yang paling
penting adalah membantu kita menjadi orang yang lebih baik..
(ZR)
sumber gambar : http://www.freeimages.com/photo/married-hands-1440080
Tidak ada komentar:
Posting Komentar