It oke, saya setuju dengan pilihan kamu untuk tetap men-jomblo. Kok setuju? iyalah.. emang kenapa? Stay cool aja. Saya tahu menikah tidak sesederhana itu. Menikah itu yang utama memang kesiapan mental..
Tapi ada juga yang nekad mengambil
jalan pacaran.. Tapi percayalah, mereka yang pacaran juga nggak akan merubah
keadaan mereka lolos dari pertanyaan "Kapan Kawin..?"
hehe.. nggak enak banget ya, udahlah maksiat tapi tetep aja enggak menghentikan
"serangan" itu.. hahaha Capek
dee
Berikut ini saya akan berbagi hal yang semoga saja bisa ngerubah sudut pandang kamu dan selalu berpikir positif saat pertanyaan itu menyerang..
Anggap Itu adalah Doa.
Dengan bilang "Aamiin.. doain
aja ya tante, om.." sambil senyum lebar, akan membuat kamu merasa
lebih nyaman tanpa merasa terluka dengan "serangan" itu. Setelah itu
berdoalah dalam hati, supaya kamu dimudahkan Allah dalam memilih calon
pendamping hidup kamu yang saat ini sedang menanti kamu di luar sana..
Anggap itu Motivasi
Saya percaya, kamu hanya butuh dorongan
kecil untuk mulai memikirkan tentang Pernikahan. Mulailah memikirkan bentuk
tanggung jawab dan kehidupan perkawinan yang selalu penuh liku dan tantangan.
Bersiaplah..
Kalau ada seorang yang menanyakan
hal itu, artinya kamu udah di "percaya" bahwa kamu mampu untuk masuk
dalam tahapan Menikah.. Biasanya karena mereka melihat kematangan pribadi kamu
memang sudah saatnya berumah tangga. Kematangan pribadi itu nggak ada
hubungannya dengan usia lho, ada yang bilang “menjadi tua itu pasti tetapi untuk dewasa itu sebuah pilihan” untuk
itu kamu harus berbenah dengan cara seperti dibawah ini..
Kalo kamu Ikhwan, kamu harus sudah memulai mengambil alih tanggung jawab materi atau finansial yang biasanya di lakukan orang tua kamu yang belum kamu lakukan. Misalnya, kamu mengambil alih membayar SPP adek-adek kamu, mengambil alih membayar rekening Listrik-Telepon, mengambil alih membeli keperluan belanja bulanan atau lainnya. Syukur-syukur kamu bisa melakukan beberapa hal sekaligus, misalnya kamu membayar semua tagihan bulanan keluarga plus biaya sekolah adik-adikmu.Dengan kamu "berlatih" seperti itu akan membentuk pola pikir kamu lebih bertanggung jawab dan kritis dengan hal-hal yang bersifat keuangan.
Kemudian perbanyak pengetahuan kamu
tentang keuangan, investasi dan perencanaan keluarga dengan cara membaca
artikel-artikel seputar perencanaan keuangan keluarga atau buku-buku yang
sekarang banyak beredar di toko buku.
Selain mengambil alih keuangan keluarga
dan memahami perencanaan keuangan, kamu juga harus sudah mulai menabung. Saya
tau hasilnya nggak pernah banyak karena uang yang dikumpulkan kepake kaan..?
gak papa, jangan menyerah. Tetaplah menabung. Percayalah berapapun jumlah yang
berhasil kamu bisa sisihkan pasti akan sangat berguna.
“ Kenapa semuanya harus
tentang keuangan..? “
Karena saat kamu udah berumah tangga
nanti, kamu bertanggung jawab dengan finansial keluarga kecil kamu. Kamu udah
nggak mungkin meminta uang lagi ke ortu dan menjadi "beban
baru" untuk mereka, walaupun mungkin mereka nggak mengatakannya. Ini
serius lho, sekaya apapun orang tua kamu, sebanyak apapun warisan dari ortu
kamu, jangan pernah menggantungkan ‘nasib keuangan’ keluarga kecil kamu.
Memang keuangan bukan satu-satunya yang
harus kamu pelajari, tetapi minimal kamu harus mengerti dan memahami hal ini.
Banyak keluarga muda yang retak karena suami tidak memahami sumber keuangan,
karena sudah terdesak maka suami mengambil jalan pintas mencari rezeki di
wilayah subhat bahkan sampai ke
wilayah haram. Naudzubillah..
Kalo kamu akhwat, kamu harus sudah mengambil alih tanggung jawab pekerjaan rumah tangga yang biasanya di lakukan orang tua atau pembantu kamu di rumah.
Misalnya kamu bisa mengambil alih
pekerjaan memasak, mencuci (sekarang sih lebih gampang karena udah banyak
laundry) membereskan rumah atau
bisa juga kamu kembangin lagi hobi-hobi bikin kue atau bikin baju. Lebih bagus
lagi itu di jadiin bisnis kecil kamu yang siapa tau kalau di maintance dengan
baik bisa jadi usaha berkembang yang menguntungakan.
“Emang perempuan
selalu ngurusin kerjaan rumah ya..?”
Memang enggak selalu perempuan mengurus
urusan rumah tangga. Tetapi, minimal kamu harus mengerti dan memahami hal ‘sepele’
seperti ini. Karena saat sudah menikah
nanti, kondisi akan berbeda. Kamu bukan lagi seorang puteri dari seseorang,
tetapi sebagai seorang istri dari seseorang, kamu adalah pendampingnya, kamu
adalah ‘pakaian’ nya. Untuk itu kamu harus banyak mempersiapkan diri bagaimana
seorang istri dan calon ibu untuk anak-anak kamu
Semoga menginspirasi ya..
(USW)
sumber gambar : http://www.freeimages.com/photo/man-thinking-1238015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar