Jumat, 19 Agustus 2016

Kapan Kawin..?

Pertanyaan yang terdengar "menyerang" ini sepertinya bakal sering kamu temuin saat umur kamu sudah masuk usia cukup matang untuk menikah, tapi kamu masih jomblo.. atau saat kamu dinilai sudah terlihat cukup MAPAN, tetapi kamu masih dalam ke-jomblo-an kamu..

It oke, saya setuju dengan pilihan kamu untuk tetap men-jomblo. Kok setuju? iyalah.. emang kenapa?  Stay cool aja. Saya tahu menikah tidak sesederhana itu. Menikah itu yang utama memang kesiapan mental..



Tapi ada juga yang nekad mengambil jalan pacaran.. Tapi percayalah, mereka yang pacaran juga nggak akan merubah keadaan mereka lolos dari pertanyaan "Kapan Kawin..?"  hehe.. nggak enak banget ya, udahlah maksiat tapi tetep aja enggak menghentikan "serangan" itu.. hahaha Capek dee


Berikut ini saya akan berbagi hal yang semoga saja bisa ngerubah sudut pandang kamu dan selalu berpikir positif saat pertanyaan itu menyerang..




Anggap Itu adalah Doa.



Dengan bilang "Aamiin.. doain aja ya tante, om.." sambil senyum lebar, akan membuat kamu merasa lebih nyaman tanpa merasa terluka dengan "serangan" itu. Setelah itu berdoalah dalam hati, supaya kamu dimudahkan Allah dalam memilih calon pendamping hidup kamu yang saat ini sedang menanti kamu di luar sana..


Anggap itu Motivasi



Saya percaya, kamu hanya butuh dorongan kecil untuk mulai memikirkan tentang Pernikahan. Mulailah memikirkan bentuk tanggung jawab dan kehidupan perkawinan yang selalu penuh liku dan tantangan.


Bersiaplah..


Kalau ada seorang yang  menanyakan hal itu, artinya kamu udah di "percaya" bahwa kamu mampu untuk masuk dalam tahapan Menikah.. Biasanya karena mereka melihat kematangan pribadi kamu memang sudah saatnya berumah tangga. Kematangan pribadi itu nggak ada hubungannya dengan usia lho, ada yang bilang “menjadi tua itu pasti tetapi untuk dewasa itu sebuah pilihan” untuk itu kamu harus berbenah dengan cara seperti dibawah ini.. 
 

Kalo kamu Ikhwan, kamu harus sudah memulai mengambil alih tanggung jawab materi atau finansial yang biasanya di lakukan orang tua kamu yang belum kamu lakukan. Misalnya, kamu mengambil alih membayar SPP adek-adek kamu, mengambil alih membayar rekening Listrik-Telepon, mengambil alih membeli keperluan belanja bulanan atau lainnya. Syukur-syukur kamu bisa melakukan beberapa hal sekaligus, misalnya kamu membayar semua tagihan bulanan keluarga plus biaya sekolah adik-adikmu.Dengan kamu "berlatih" seperti itu akan membentuk pola pikir kamu lebih bertanggung jawab dan kritis dengan hal-hal yang bersifat keuangan.


Kemudian perbanyak pengetahuan kamu tentang keuangan, investasi dan perencanaan keluarga dengan cara membaca artikel-artikel seputar perencanaan keuangan keluarga atau buku-buku yang sekarang banyak beredar di toko buku.

Selain mengambil alih keuangan keluarga dan memahami perencanaan keuangan, kamu juga harus sudah mulai menabung. Saya tau hasilnya nggak pernah banyak karena uang yang dikumpulkan kepake kaan..? gak papa, jangan menyerah. Tetaplah menabung. Percayalah berapapun jumlah yang berhasil kamu bisa sisihkan pasti akan sangat berguna. 
 

“ Kenapa semuanya harus tentang keuangan..? “

Karena saat kamu udah berumah tangga nanti, kamu bertanggung jawab dengan finansial keluarga kecil kamu. Kamu udah nggak mungkin meminta uang lagi ke ortu dan  menjadi "beban baru" untuk mereka, walaupun mungkin mereka nggak mengatakannya. Ini serius lho, sekaya apapun orang tua kamu, sebanyak apapun warisan dari ortu kamu, jangan pernah menggantungkan ‘nasib keuangan’ keluarga kecil kamu.

Memang keuangan bukan satu-satunya yang harus kamu pelajari, tetapi minimal kamu harus mengerti dan memahami hal ini. Banyak keluarga muda yang retak karena suami tidak memahami sumber keuangan, karena sudah terdesak maka suami mengambil jalan pintas mencari rezeki di wilayah subhat bahkan sampai ke wilayah haram. Naudzubillah..
 

Kalo kamu akhwat, kamu harus sudah mengambil alih tanggung jawab pekerjaan rumah tangga yang biasanya di lakukan orang tua atau pembantu kamu di rumah.


Misalnya kamu bisa mengambil alih pekerjaan memasak, mencuci (sekarang sih lebih gampang karena udah banyak laundry) membereskan rumah atau bisa juga kamu kembangin lagi hobi-hobi bikin kue atau bikin baju. Lebih bagus lagi itu di jadiin bisnis kecil kamu yang siapa tau kalau di maintance dengan baik bisa jadi usaha berkembang yang menguntungakan.

“Emang perempuan selalu ngurusin kerjaan rumah ya..?”

Memang enggak selalu perempuan mengurus urusan rumah tangga. Tetapi, minimal kamu harus mengerti dan memahami hal ‘sepele’ seperti ini.  Karena saat sudah menikah nanti, kondisi akan berbeda. Kamu bukan lagi seorang puteri dari seseorang, tetapi sebagai seorang istri dari seseorang, kamu adalah pendampingnya, kamu adalah ‘pakaian’ nya. Untuk itu kamu harus banyak mempersiapkan diri bagaimana seorang istri dan calon ibu untuk anak-anak kamu

So.. Jangan anti pati dengan orang yang bertanya "Kapan Kawin", karena kalo kamu antipati pikiran kamu akan tertutup. Jadikan hal itu motivasi untuk saatnya kamu memulai memikirkan tahapan baru dalam kehidupan kamu. Inget.. Segala sesuatu kamu sendiri yang memutuskan, saat kamu terus memperbaiki kualitas diri, Insha Allah jodoh kamu kelak juga akan di pilihkan Allah sebaik diri kamu .

Semoga menginspirasi ya..

(USW)


sumber gambar : http://www.freeimages.com/photo/man-thinking-1238015

Tidak ada komentar: